Sabtu, 21 Januari 2012



pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang hijau




Di susun :


Herman Susilo
Bagus Setiawan
Anif Widi Anggoro
Sudarman
Satria Handrico




XI Alat Berat

SMK MUHAMMADIYAH O1 PEKANBARU

Tp.2010-2011



Kata Pengantar

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada hambanya telah mampu menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul
“pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang hijau “

Dalam menulis karya ilmiah ini, alhamdulillah penulis tidak mendapatkan kendala – kendala, sehingga penyelesaiannya dapat dikerjakan dengan baik. Selain itu saya juga mengucapkan terima kasih kepada teman2 saya yang telah bekerjasama dengan baik sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.

Disini saya juga sampaikan, jika seandainya dalam penulisan karya ilmiah ini terdapat hal – hal yang tidak sesuai dengan harapan, untuk itu penulis dengan senang hati menerima masukan, kritikan dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya ilmiah ini. Semoga apa yang di harapkan penulis dapat di capai dengan sempurna,
Amin…


Pekanbaru 2010 6 oktober




Daftar isi



BAB I. pendahuluan
A.Latar belakang masalah
B.Rumusan masalah
C.Tujuan penelitian
D.Manfaat penelitian


BAB II. Tinjauan pustaka
A.Landasan Teori
B.Hipotesis


BAB III. Metode penelitian
A.Jenis penelitian
B.Lokasi Dan Waktu penelitian
C.Cara pengambilan data


BAB IV. Hasil penelitian dan pembahasan


BAB V.Penutup
A.Kesimpulan
B.saran


Daftar pustaka





BAB I
PENDAHULUAN


A Latar Belakang

Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai produsen di muka bumi ini. Dalam ekosistem terdapat dua macam komponen yang saling ketergantungan, yaitu komponen biotik dan komponen abiotik . komponen biotik terdiri dari tumbuhan, hewan, dan manusia. Sedangkan komponen abiotik antara lain : udara, gas, angina, cahaya, matahari, dan sebagainya. Antara komponen biotik dan abiotik saling mempengaruhi, misalnya, tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis. Hasil fotosintesis di butuhkan oleh makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu, kami mengadakan eksperimen untuk mengetahui apakah benar ada pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang hija.

B rumusan Masalah


Sesuatu di sebut makalah, jika ada kesenjangan antara harapan dengan kenyataan, antara apa yang ada dan apa yang seharusnya, dan apa yang tersedia dengan apa yang di butuhkan. Perumusan masalah nya adalah :

1 apakah ada pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau.



C Tujuan Penelitian


Adapun tujuan kami melakukan penelitian ini sebagai berikut :

1 Kami ingin mengetahui, apakah benar ada pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang hijau

      2 Kami Ingin mengetahui dan mengkaji masalah pengaruh cahaya matahari

      3 Kami ingin mengetahui bagaimana cahaya matahari dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman kacang hijau.

D Manfaat penelitian


Mengetahui apakah benar ada pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang hijau







BAB II
Tinjauan Pustaka


A Landasan Teori

1 Tanpa cahaya matahari kehidupan di muka bumi tidak akan ada ( Depdikbud )

2 Tumbuhan tumbuh mencari matahari ( Biologi 3A Erlangga, pengarang Istamar syamsuri,dkk )

3 Cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan setiap organ dan keseluruhan tumbuhan (Biologi 3A Erlangga, pengarang Istamar syamsuri,dkk )

4 Tumbuhan yang tidak terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil sehingga daun menjadi pucat (Biologi 3A Erlangga, pengarang Istamar syamsuri,dkk )

5 Jika intensitas cahaya terlalu tinggi, klorofil akan rusak (Biologi 3A Erlangga, pengarang Istamar syamsuri,dkk )



B Hipotesis

Asumsi

 Benih kacang hijau yang di tanam
\ tersebut memiliki daya tumbuh yang berbeda karena pengaruh cahaya matahari

Hipotesa

Berdasarkan asumsi di atas dapat di simpulkan bahwa : Ada pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang hijau



BAB III
Metode penelitian


A Jenis Penelitian

Mengetahui apakah benar ada pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan kacang hijau

B Lokasi Penelitian

Rumah tugiman di kilo meter 11 bukit timah
Tanggal 3 oktober 2010 sampai 11ktober 2010

C Cara pengambilan data

Teknik observasi adalah melakukan penelitian langsung

Teknik perpustakaan adalah dengan mengunjungi perpustakaan dan mencari  di internet disitus – situs yg bersangkutan






BAB IV.
Hasil penelitian dan pembahasan


Langkah Kerja
1. Rendam kacang hijau selama semalam
2. Sediakan dua gelas aqua ( aqua A dan aqua B ). Isi gelas A & B dengan kapas kosmetik yang kapas tersebut di basahkan
3. letak kan 2- 5 biji kacang hijau ke dalam gelas A dan B
4. Letakkan Gelas A di tempat Terang dan Gelas B ditempat gelap
5. siram setiap pagi dengan air agar kapas tetap lembab, tetapi jagan terlalu banyak agar biji tidak membusuk
6. ukur tinggi tanaman di Gelas A dan gelas B

Desain penelitian

Populasi adalah satu gelas di tempat terang dan satu gelas di tempat gelap

Tabel Data Penelitian


no
hari & tanggal ukuran di tempat terang ukuran di tempat gelap 1 03 Oktober 2010 mulai remdam 2 04 Oktober 2010 mulai bertumbuh 3 05 Oktober 2010 1,1 cm 1,30 cm 4 06 Oktober 2010 2,3 cm 1,40 cm 5 07 Oktober 2010 2,9 cm 3,80 cm 6 08 Oktober 2010 4,8 cm 4,60 cm 7 09 Oktober 2010 6,0 cm 5,30 cm 8 10 Oktober 2010 6,2 cm 7,00 cm 9 11 Oktober 2010 7,3 cm 13,1 cm 10 rata-rata pertumbuhan kacang hijau 4,37 cm - 5,36 cm  






Analisis Penelitian

Perbedaan kacang hijau di tanam tempat gelap dengan tempat terang :
 Warna daun kacang hijau di tempat terang berwarna hijau sedangkan di tempat gelap kuning ( pucat )

Pertumbuhan batang di tempat terang lebih lambat dari tempat gelap hal ini di sebabkan karena adanya hormone auksin

Di tempat terang arah tumbuhnya kearah matahari sedangkan di tempat gelap batang nya menjadi bengkok karena mencari cahaya matahari

Warna batang di tempat terang hijau dan kuat sedangkan di tempat gelap warnanya putih susu dan rapuh

Daun kacang hijau di tempat terang mengandung klorofil sedangkan di tempat gelap tidak




BAB V
Penutup

A Kesimpulan


Dari hasil penelitian maka dapat kami ambil kesimpulan yaitu:

 Cahaya matahari mempengaruhi pertumbuhan kacang hijau
 Kacang hijau yang di tempatkan pada tempat yang gelap pertumbuhannya lebih tinggi dari pada di tempat terang, hal ini di sebabkan karena kacang hijau pada tempat gelap mencari matahari sedangkan pada tempat terang hormon sangat cepat berkembang, dimana hormon etilen fungsinya membuat batang lebih tebal dan menahan pemanjangan batang.
 Hipotesis atau dugaan awal di terima karena sesuai dengan hasil eksperimen.

Dari hasil pengamatan dapat di simpulkan bahwa rata – rata kacang hijau yang tertinggi adalah kacang hijau yang di tanam di tempat gelap dan pertumbuhannya yang paling cepat juga di tempat gelap. Hal ini di sebab kan karena hormon sangat cepat berkembang di tempat gelap.

B Saran

Di muka bumi ini . tumbuhan adalah sumber makanan , saran kami adalah marilah kita menjaga kelestarian tanaman karena kita menyadari bahwa tanpa tanaman atau tumbuhan kita tidak akan ada di muka bumi ini. Dan semoga dengan adanya makalah yang kami buat yang berjudul “Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Kacang Hijau “ para pembaca tertarik membacanya

PEMANFAATAN SAMPAH SEBAGAI PUPUK CAIR ORGANIK UNTUK PERKEMBANGAN DAN PERTUMBUHAN TANAMAN

 BAB I PENDAHULUAN    
  1. Latar Belakang
Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukanya sebagai barang buangan yang disebut sampah. Sampah secara sederhana diartikan sebagai sampah organik dan anorganik yang dibuang oleh masyarakat dari berbagai lokasi di suatu daerah. Sumber sampah umumnya berasal dari perumahan dan pasar. Sampah menjadi masalah penting untuk kota yang padat penduduknya. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah volume sampah yang sangat besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung tempat pembuangan sampah akhir (TPA), pengelolaan sampah dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada lingkungan, dan kuranganya dukungan kebijakan dari pemerintah, terutama dalam memanfaatkan produk sampingan dari sampah yang menyebabkan tertumpuknya produk tersebut di tempat pembuangan akhir (TPA).Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar. Berdasarkan perkiraan, volume sampah yang dihasilkan oleh manusia rata-rata sekitar 0,5 kg/perkapita/hari,sehingga untuk kota besar seperti Jakarta yang memiliki penduduk sekitar 10 juta orang menghasilkan sampah sekitar 5000 ton/hari. Bila tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-kota besar tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan segala dampak negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara, tanah, dan sumber penyakit. Pada  pengolahan sampah tidak ada teknologi tanpa meninggalkan sisa. Oleh sebab itu, pengolahan sampah membutuhkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah sebagai barang yang memiliki nilai tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna lainnya.Pengolahan sampah harus dilakukan dengan efisien dan efektif, yaitu sedekat mungkin dengan sumbernya, seperti RT/RW, sekolah, rumah tangga sehingga jumlah sampah dapat dikurangi. Sampah merupakan sumber daya alam yang sangat besar, apabila kita dapat memanfaatkannya dengan baik. Pada sekolah kami “SMART Ekselensia Indonesia” dimana para siswanya di asramakan memiliki jumlah sampah yang lumayan besar, sehingga diperlukan penanganan sampah yang baik dan benar. Oleh karena itu perlu melalui proses daur ulang secara organik untuk menghasilkan produk pupuk yang sangat penting sebagai unsur hara untuk kesuburan tanah dan perkembangan tanaman.Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik yang didalamnya terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat mengurangi bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan residu / sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi.
  1. Tujuan Karya Ilmiah
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah menemukan pengelolaan sampah yang baik sebagai proses daur ulang sampah untuk menghasilkan pupuk cair organik yang berkualitas sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman bagi kelangsungan hidupnya
  1. Manfaat Karya Ilmiah
Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi dibidang lingkungan hidup dan dapat memanfaatkan sampah di lingkungan sekolah SMART Ekselensia Indonesia, Bumi Pengembangan Insani sebagai bahan organik untuk dijadikan pupuk cair organik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
  1. Metode Karya Ilmiah
Metode yang digunakan pada karya ilmiah ini adalah proses pembuatan pupuk cair organik dengan cara fermentasi tanpa bantuan sinar matahari atau berlangsung secara anaerob ( kondisi yang tidak membutuhkan oksigen ). BAB IITINJAUAN PUSTAKA     A.    Sampah a.   Definisi SampahSampah adalah bahan yang tidak berguna, tidak digunakan atau bahan yang terbuang sebagai sisa dari sesuatu proses yang dihasilkan dari aktifitas manusia. Sampah biasanya berupa padatan atau setengah padatan yang dikenal dengan istilah sampah basah atau sampah kering.
  1. Klasifikasi Sampah
1.  Sampah berdasarkan sumbernya. 1.1. Sampah rumah tangga.                   Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga. 1.2. Sampah komersial. Sampah yang berasal dari kegiatan komersial seperti pasar, pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan, bengkel, kios, pendidikan dan sebagainya. 1.3. Sampah bangunan Sampah yang berasal dari kegiatan bangunan termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan seperti semen, kayu, batu bata, genteng, dan sebagainya. 1.4. Sampah fasilitas umum.Sampah yang berasal dari pembersihan dan penyapuan jalan trotoar, lapangan, tempat rekreasi, dan sebagainya. Contoh jenis sampah ini adalah daun, ranting, kertas pembungkus, plastik, rokok, debu, dan sebagainya. 2.  Sampah berdasarkan jenisnya.           2.1. Sampah organik (bersifat degradabel) Sampah organik adalah jenis sampah yang sebagian besar tersusun oleh senyawa organik (sisa tanaman, hewan, atau kotoran) sampah ini mudah diuraikan oleh jasad hidup khususnya mikroorganisme.                   
                 2.2. Sampah anorganik (non degradabel).
Sampah anorganik adalah jenis sampah yang tersusun oleh senyawa anorganik (plastik, botol, logam) sampah ini sangat sulit untuk diuraikan oleh jasad renik. c.   Manfaat Sampah 1.   Pengisi Tanah Tumbuhnya tempat pemukiman baru, ruko, komplek, pembelanjaan baru, di kota yang asalnya dari rawa-rawa/tanah berair lainnya/tempat-tempat pembuangan sampah.       2.   Sumber Pupuk Organik.Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik/makhluk hidup          yang telah mati dan mengalami pembusukan oleh mikroorganisme sehingga sifat fisiknya akan berbeda dari semula.       3.   Sumber Humus Kehadiran senyawa organik dalam bentuk humus di dalam tanah dapat    mempertahankan sifat fisik tanah. Dengan sifat fisik yang baik, maka kegunaan tanah menyerap dan mempertahankan air dapat terjadi dengan baik. 4.      Media Penanaman Jamur Pengunaan media dengan sampah memberikan hasil yang memuaskan. Misalnya, media jamur merang, jamur ”Shiitake” dan jamur tiram putih tumbuh dengan baik pada bahan organik yang terdapat pada kompos. 5.      Penyubur Plankton.Plankton adalah makanan utama ikan yang terdiri dari hewan dan tumbuhan bersel tunggal. Kolam ikan yang banyak palnktonnya menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada ikan. Suburnya plankton karena pemasukan bahan-bahan organik dari sampah. 6.      Media Produksi Vitamin.Salah satu jenis mikroorganisme penghasil vitamin (vitamin B12) ternyata sangat subur pertumbuhannya di dalam media yang dicampur dengan ekstrak sampah.
      7.   Bahan  Makanan Tanah     
Sampah sebagai bahan makanan tanah secara langsung (masih segar) dan melalui proses fermentasi telah digunakan dimana-mana dengan hasil yang baik.                         
  1. Pengelolaan Sampah
1.   Pengumpulan Sampah Cara pengumpulan sampah dengan menggunakan kantung. Kantung yang digunakan berasal dari kantung plastik. Jenis bahan ini cukup kuat dan dapat digunakan berulang-ulang serta sulit dihancurkan oleh jasad-jasad renik yang ada dalam sampah. Bentuk dan ukuran kantung disesuaikan dengan kebutuhan. 2.      Penampungan Penampungan sampah dapat menggunakan bak sampah. Bak sampah dibuat secara permanen maupun non permanen 3.      Pengangkutan.Kantung-kantung sampah yang telah terkumpul dalam bak-bak sampah, kemudian menunggu pengangkutan oleh dinas kebersihan setempat atau sampah tersebut dapat di daur ulang yang sebelumnya dipisahkan dahulu antara sampah organik dan sampah anorganik. B.    Pupuk Cair OrganikPupuk cair organik adalah larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari 1 unsur. Kelebihan dari pupuk cair organik adalah dapat secara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara dan mampu menyediakan hara secara cepat. Pupuk cair organik umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mungkin. Larutan ini juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman.
  1. Pupuk kandang cair
Pupuk ini berasal dari kotoran hewan dan urin ternak. Pupuk ini umumnya bisa digunakan bersama dengan kotoran padat atau pupuk hijau. Pemberian pupuk ini paling baik diberikan pada tanaman yang sedang dalam masa vegetatif dan masa perkembangbiakan, sebab ketika masa perkembangbiakan, tanaman banyak membutuhkan nutrisi.
  1. Biogas
Gabungan dari fermentasi bahan organik cair dengan bahan organik padat dikenal dengan istilah biogas. Bahan pembuatannya berasal dari kotoran manusia, hewan dan tanaman. Penggunaan biogas memiliki keuntungan ganda yaitu gas metana yang dihasilkan bisa berfungsi sebagai bahan baker, sedangkan sampah padat dan cair yang dihasilkan sebagai residu bisa digunakan sebagai pupuk. Penggunaan biogas secara rutin mampu meningkatkan produksi padi secara berkesinambungan dan tidak ada residu biogas di dalam lahan sawah, sedangkan penggunaan pupuk kimia sintetis dapat menurunkan produksi tanaman jika digunakan terus-menerus.   BAB IIIMETODOLOGI KARYA ILMIAH     A. Tempat dan Waktu Pembuatan Pupuk Pembuatan pupuk cair organik dilaksanakan di Laboratorium MIPA, SMART Ekselensia Indonesia, Bumi Pengembangan Insani, Dompet Dhuafa Republika, Parung, Bogor. Pembuatan pupuk ini berlangsung pada tanggal 15 Maret 2007 sampai tanggal 3 April 2007. B. Bahan dan PeralatanBahan a)    Bekatul 2 kg b)   Molase : Gula merah dan gula putih 1 kg c)    Terasi d)   Air bersih (tidak mengandung kaporit)/aquadest e)    Sampah organik basah f)    Air tajin g)   Air kelapa tua h)   Isi usus ayam i)     Susu sapi murni j)     Nanas Peralatan a)    Ember ukuran 20 liter bertutup, gayung b)   Pengaduk kayu sepanjang 50 cm c)    Panci pemasak air, kompor d)   Botol penyimpanan e)    Saringan (dari kain kasa) f)    Timbangan/neraca teknis g)   Gelas ukur, tali rafia h)   Karung beras berserat sintetis ukuran 25 kg i)     Blender j)     Sarung tangan karet, masker kain C.  Desain Pembuatan Pupuk                            
     D.  Pelaksanaan Pembuatan Pembuatan Pupuk Cair Organik Pada penelitian ini sebelum membuat pupuk cair, memisahkan sampah berdasarkan klasifikasi organik dan anorganik. Bahan baku pupuk cair yang bagus adalah bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa sayuran dan buah-buahan. Sampah yang diambil berasal dari kantin tempat para siswa dan karyawan makan. a. Pembuatan molase Gula merah merah atau gula putih dilarutkan dalam air dengan perbandingan secukupnya, kemudian dipanaskan untuk memudahkan pelarutan. b. Pembuatan bakteri Effective Microorganism Proses pembuatan bakteri Effective Microorganism sebagai berikut : Trasi ¼ kg, gula pasir 1 kg, bekatul 1 kg, 1 buah nanas (yang dihaluskan dengan blender), dan 10 liter air bersih  dimasak dalam panci agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati. Setelah mendidih, larutan di taruh di dalam ember dan hasil adonannya didinginkan. Susu ayam ditambahkan dalam larutan, ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung. Bakteri EM yang sudah jadi akan menjadi kental/lengket. Larutan bakteri diambil, disaring, dan dimasukkan ke dalam botol. Botol disimpan di dalam ruangan sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung agar bakteri mendapat oksigen yang cukup. Tutup botol jangan terlalu rapat atau dibiarkan terbuka. Selanjutnya cairan EM siap digunakan untuk membuat pupuk cair organik. c. Pembuatan pupuk cair organik Proses pembuatan pupuk cair organik berlangsung secara anaerob/fermentasi tanpa bantuan sinar matahari. Pembuatan pupuk cair organik dilakukan sebagai berikut: sampah organik dimasukkan ke dalam karung beras dan ditekan sampai padat, lalu karung tersebut diikat dengan tali rafia. Larutan media dibuat dengan mencampurkan 500 ml cairan bakteri EM, air tajin 1l, air kelapa tua 1l, air bersih 7l ke dalam ember. Karung beras yang berisi sampah organik dimasukkan ke dalam larutan media sampai bahan organik terendam seluruhnya (beban dapat diletakkan di atas karung beras agar tidak mengapung). Ember ditutup dengan rapat sehingga udara tidak bisa masuk ke dalam ember, lalu disimpan di tempat yang teduh (tidak terkena sinar matahari) selama 7-10 hari. Setelah proses fermentasi selesai, penutup ember dibuka kemudian karung yang berisi sampah organik diangkat dan dipisahkan. Volum/jumlah bahan organik akan menyusut dari volum awal. Sisa bahan tersebut bisa dijadikan bahan untuk kompos. Fermentasi yang berhasil ditandai dengan adanya bercak-bercak putih pada pemukaan cairan yang berwarna kuning kecoklatan dengan aroma khas yang menyengat. Pupuk cair organik disimpan dalam botol dan ruangan yang sejuk.   E.  Analisa Hasil Pengolahan data hasil pembuatan pupuk cair organik dianalisis secara deskripsi untuk mengetahui manfaat pupuk tersebut bagi perkembangan dan pertumbuhan tanaman     BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN     A.  Pembuatan Molase. Teknik pembuatan pupuk cair organik, diawali dengan pembuatan molase. Pembuatan molase tersebut bertujuan sebagai sumber energi bagi perkembangan bakteri EM. Molase dihasilkan dengan melarutkan gula putih dengan air panas. B Pengebangbiakan Bakteri  EMPada pembuatan EM ini bakteri yang digunakan berasal dari usus ayam dimana di dalam usus tersebut terdapat bakteri asam lektat yang sangat berguna dalam membantu memper cepat6 perombakan bahan organik, meneka pertumbuhan bakteri organisme patogen yang timbul dari pembusukan bahan organik, dan membantu proses fermentasi di dalam media larutan menjadi lebih sehat dan cepat C.  Pembuatan Pupuk Cair Organik  Proses pembuatan pupuk cair organik menggunakan cara fermentasi yaitu suatu preses dimana tidak membutuhkan oksigen (anaerob). Hasil yang didapat setelah fermentasi ternyata terdapat adanya bercak-bercak putih pada permukaan cairan yang berwarna kuning kecoklatan dengan aroma khas yang menyengat. Hal tersebut menandakan bahwa pupuk cair organik telah selesai dibuat. Keunggulan pupuk cair organik diantaranya adalah menyehatkan lingkungan, meningkatkan prokdutifitas tanah, menekan biaya usaha tani dan meningkatkan kualitas produk. Prinsip kerja pupuk cair organik untuk membantu proses pertumbuhan tanaman yang dimulai dari meningkatkan prokdutifitas tanah secara keseluruhan dilihat baik dari fisik, kimia, maupun biologi. Pupuk cair organik pada tanah secara fisik dapat menggemburkan tanah, memperbaiki aerasi dan draenasi, mencegah dan meningkatkan daya olah tanah. Secara kimia dapat meningkatkan kestersediaan unsur hara dan meningkatkan proses pelapukan bahan mineral. Sedangkan pemberian pupuk cair organik pada tanah keunggulannya adalah, menjadi sumber makanan bagi mikroorganisme tanah seperti, bakteri, serta mikroorganisme menggantung lainnya, sehinga perkembangan nya menjadi lebih cepat.             Kesuburan secara alami bergantung pada unsur-unsur kimia.        BAB V SIMPULAN DAN SARAN    
  1. Simpulan
Berdasarkan hasil pemanfaatan sampah sebagai pupuk cair organik dapat disimpulkan bahwa : 1. Sampah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair organik baik secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman. 2. Penggunaan bakteri effective microorganism untuk mengolah sampah menjadi pupuk cair organik dapat meningkatkan kualitas tanah bagi kelangsungan hidup tanaman. 3.  Sampah organik yang dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik sangat berperan bagi perbaikan sifat fisik, kimia dan dan biologi tanah sehingga dapat meningkatkan kualitas produk.  
  1. Saran
Berdasarkan karya ilmiah ini beberapa hal yang penting untuk dijadikan bahan pertimbangan dan saran adalah : 1. Pemanfaatan sampah sebagai pupuk cair organik perlu diaplikasikan terhadap berbagai jenis tanaman dengan penelitian lebih lanjut.2.  Pengamatan lebih lanjut mengenai modifikasi media-media atau bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bakteri effective microorganism dan pupuk cair organik.   DAFTAR PUSTAKA     Djuarnani N, Kristian, Setiawan BS. Cara cepat membuat kompos. Cet.1. PT. Agromedia Pustaka. Jakarta. 2005. Hadisuwito S.Membuat pupuk kompos cair. Cet. 1. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta 2007. Moerdjoko S,Widyatmoko. Menghindari, mengolah dan menyingkirkan sampah. Cet.1.  PT. Dinastindo Adiperkasa Internasional. Jakarta. 2002. Musnamar EI. Pembuatan, aplikasi pupuk organik padat. Cet.3. Penebar Swadaya. Jakarta. 2006. Purwendro SNurhidayat. Mengolah sampah untuk pupuk dan pestisida organik. Cet.1. Seri Agritekno. Penebar Swadaya. Jakarta. 2006. Sudradjat. Mengelola sampah kota. Cet.1. Seri Agritekno. Penabar Swadaya. Jakarta. 2006. Sutanto R. Dasar-dasar ilmu tanah, konsep dan kenyataan. Cet.5. Kanisius Media. Yogyakarta. 2005. Waluyo L. Mikrobiologi lingkungan. Cet.1. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang. 2005.http://id.wikipedia.org/wiki/sampah http://petanidesa.wordpress.com/

Contoh Karya ilmiah tentang kebersihan


Aktifitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi sehingga diperlakukanya sebagai barang buangan yang disebut sampah. Sampah secara sederhana diartikan sebagai sampah organik dan anorganik yang dibuang oleh masyarakat dari berbagai lokasi di suatu daerah. Sumber sampah umumnya berasal dari perumahan dan pasar. Sampah menjadi masalah penting untuk kota yang padat penduduknya.

 Hal tersebut disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya adalah volume sampah yang sangat besar sehingga malebihi kapasitas daya tampung tempat pembuangan sampah akhir (TPA), pengelolaan sampah dirasakan tidak memberikan dampak positif kepada lingkungan, dan kuranganya dukungan kebijakan dari pemerintah, terutama dalam memanfaatkan produk sampingan dari sampah yang menyebabkan tertumpuknya produk tersebut di tempat pembuangan akhir (TPA).Permasalahan sampah merupakan hal yang krusial. Bahkan, dapat diartikan sebagai masalah kultural karena dampaknya mengenai berbagai sisi kehidupan, terutama di kota besar. Berdasarkan perkiraan, volume sampah yang dihasilkan oleh manusia rata-rata sekitar 0,5 kg/perkapita/hari,sehingga untuk kota besar seperti Jakarta yang memiliki penduduk sekitar 10 juta orang menghasilkan sampah sekitar 5000 ton/hari. Bila tidak cepat ditangani secara benar, maka kota-kota besar tersebut akan tenggelam dalam timbunan sampah berbarengan dengan segala dampak negatif yang ditimbulkannya seperti pencemaran air, udara, tanah, dan sumber penyakit. Pada pengolahan sampah tidak ada teknologi tanpa meninggalkan sisa. Oleh sebab itu, pengolahan sampah membutuhkan lahan sebagai tempat pembuangan akhir (TPA). Sampah sebagai barang yang memiliki nilai tidak seharusnya diperlakukan sebagai barang yang menjijikan, melainkan harus dapat dimanfaatkan sebagai bahan mentah atau bahan yang berguna lainnya.Pengolahan sampah harus dilakukan dengan efisien dan efektif, yaitu sedekat mungkin dengan sumbernya, seperti RT/RW, sekolah, rumah tangga sehingga jumlah sampah dapat dikurangi. Sampah merupakan sumber daya alam yang sangat besar, apabila kita dapat memanfaatkannya dengan baik. Pada sekolah kami “SMART Ekselensia Indonesia” dimana para siswanya di asramakan memiliki jumlah sampah yang lumayan besar, sehingga diperlukan penanganan sampah yang baik dan benar. Oleh karena itu perlu melalui proses daur ulang secara organik untuk menghasilkan produk pupuk yang sangat penting sebagai unsur hara untuk kesuburan tanah dan perkembangan tanaman.Pengelolaan sampah diantaranya dapat dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik yang didalamnya terkandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, perbaikan struktur tanah dan zat yang dapat mengurangi bakteri yang merugikan dalam tanah. Pupuk organik biasanya tidak meninggalkan residu / sisa dalam tanaman sehingga hasil tanaman akan aman bila dikonsumsi.


1. Tujuan Karya Ilmiah
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah menemukan pengelolaan sampah yang baik sebagai proses daur ulang sampah untuk menghasilkan pupuk cair organik yang berkualitas sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman bagi kelangsungan hidupnya
2. Manfaat Karya Ilmiah
Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan informasi dibidang lingkungan hidup dan dapat memanfaatkan sampah di lingkungan sekolah SMART Ekselensia Indonesia, Bumi Pengembangan Insani sebagai bahan organik untuk dijadikan pupuk cair organik bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
3. Metode Karya Ilmiah
Metode yang digunakan pada karya ilmiah ini adalah proses pembuatan pupuk cair organik dengan cara fermentasi tanpa bantuan sinar matahari atau berlangsung secara anaerob ( kondisi yang tidak membutuhkan oksigen ). 
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
 A. Sampah 
a. Definisi Sampah Sampah adalah bahan yang tidak berguna, tidak digunakan atau bahan yang terbuang sebagai sisa dari sesuatu proses yang dihasilkan dari aktifitas manusia. Sampah biasanya berupa padatan atau setengah padatan yang dikenal dengan istilah sampah basah atau sampah kering.
1. Klasifikasi Sampah
1. Sampah berdasarkan sumbernya.
1.1. Sampah rumah tangga. Sampah yang berasal dari kegiatan rumah tangga.
1.2. Sampah komersial. Sampah yang berasal dari kegiatan komersial seperti pasar, pertokoan, rumah makan, tempat hiburan, penginapan, bengkel, kios, pendidikan dan sebagainya.
1.3. Sampah bangunan Sampah yang berasal dari kegiatan bangunan termasuk pemugaran dan pembongkaran suatu bangunan seperti semen, kayu, batu bata, genteng, dan sebagainya.
1.4. Sampah fasilitas umum.Sampah yang berasal dari pembersihan dan penyapuan jalan trotoar, lapangan, tempat rekreasi, dan sebagainya. Contoh jenis sampah ini adalah daun, ranting, kertas pembungkus, plastik, rokok, debu, dan sebagainya.
2. Sampah berdasarkan jenisnya.
 2.1. Sampah organik (bersifat degradabel) Sampah organik adalah jenis sampah yang sebagian besar tersusun oleh senyawa organik (sisa tanaman, hewan, atau kotoran) sampah ini mudah diuraikan oleh jasad hidup khususnya mikroorganisme.
2.2. Sampah anorganik (non degradabel).
Sampah anorganik adalah jenis sampah yang tersusun oleh senyawa anorganik (plastik, botol, logam) sampah ini sangat sulit untuk diuraikan oleh jasad renik.
 c. Manfaat Sampah 
1. Pengisi Tanah Tumbuhnya tempat pemukiman baru, ruko, komplek, pembelanjaan baru, di kota yang asalnya dari rawa-rawa/tanah berair lainnya/tempat-tempat pembuangan sampah.
 2. Sumber Pupuk Organik.Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik/makhluk hidup yang telah mati dan mengalami pembusukan oleh mikroorganisme sehingga sifat fisiknya akan berbeda dari semula.
 3. Sumber Humus Kehadiran senyawa organik dalam bentuk humus di dalam tanah dapat mempertahankan sifat fisik tanah. Dengan sifat fisik yang baik, maka kegunaan tanah menyerap dan mempertahankan air dapat terjadi dengan baik.
4. Media Penanaman Jamur Pengunaan media dengan sampah memberikan hasil yang memuaskan. Misalnya, media jamur merang, jamur ”Shiitake” dan jamur tiram putih tumbuh dengan baik pada bahan organik yang terdapat pada kompos.
 5. Penyubur Plankton.Plankton adalah makanan utama ikan yang terdiri dari hewan dan tumbuhan bersel tunggal. Kolam ikan yang banyak palnktonnya menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada ikan. Suburnya plankton karena pemasukan bahan-bahan organik dari sampah.
6. Media Produksi Vitamin.Salah satu jenis mikroorganisme penghasil vitamin (vitamin B12) ternyata sangat subur pertumbuhannya di dalam media yang dicampur dengan ekstrak sampah.
7. Bahan Makanan Tanah
Sampah sebagai bahan makanan tanah secara langsung (masih segar) dan melalui proses fermentasi telah digunakan dimana-mana dengan hasil yang baik.
1. Pengelolaan Sampah
1. Pengumpulan Sampah Cara pengumpulan sampah dengan menggunakan kantung. Kantung yang digunakan berasal dari kantung plastik. Jenis bahan ini cukup kuat dan dapat digunakan berulang-ulang serta sulit dihancurkan oleh jasad-jasad renik yang ada dalam sampah. Bentuk dan ukuran kantung disesuaikan dengan kebutuhan. 2. Penampungan Penampungan sampah dapat menggunakan bak sampah. Bak sampah dibuat secara permanen maupun non permanen 3. Pengangkutan.Kantung-kantung sampah yang telah terkumpul dalam bak-bak sampah, kemudian menunggu pengangkutan oleh dinas kebersihan setempat atau sampah tersebut dapat di daur ulang yang sebelumnya dipisahkan dahulu antara sampah organik dan sampah anorganik.
 B. Pupuk Cair Organik
Pupuk cair organik adalah larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari 1 unsur. Kelebihan dari pupuk cair organik adalah dapat secara cepat mengatasi defisiensi hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara dan mampu menyediakan hara secara cepat. Pupuk cair organik umumnya tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mungkin. Larutan ini juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman.
1. Pupuk kandang cair
Pupuk ini berasal dari kotoran hewan dan urin ternak. Pupuk ini umumnya bisa digunakan bersama dengan kotoran padat atau pupuk hijau. Pemberian pupuk ini paling baik diberikan pada tanaman yang sedang dalam masa vegetatif dan masa perkembangbiakan, sebab ketika masa perkembangbiakan, tanaman banyak membutuhkan nutrisi.
2. Biogas
Gabungan dari fermentasi bahan organik cair dengan bahan organik padat dikenal dengan istilah biogas. Bahan pembuatannya berasal dari kotoran manusia, hewan dan tanaman. Penggunaan biogas memiliki keuntungan ganda yaitu gas metana yang dihasilkan bisa berfungsi sebagai bahan baker, sedangkan sampah padat dan cair yang dihasilkan sebagai residu bisa digunakan sebagai pupuk. Penggunaan biogas secara rutin mampu meningkatkan produksi padi secara berkesinambungan dan tidak ada residu biogas di dalam lahan sawah, sedangkan penggunaan pupuk kimia sintetis dapat menurunkan produksi tanaman jika digunakan terus-menerus. 
BAB III METODOLOGI KARYA ILMIAH 
A. Tempat dan Waktu Pembuatan Pupuk
Pembuatan pupuk cair organik dilaksanakan di Laboratorium MIPA, SMART Ekselensia Indonesia, Bumi Pengembangan Insani, Dompet Dhuafa Republika, Parung, Bogor. Pembuatan pupuk ini berlangsung pada tanggal 15 Maret 2007 sampai tanggal 3 April 2007.
B. Bahan dan Peralatan Bahan 
a) Bekatul 2 kg
b) Molase : Gula merah dan gula putih 1 kg
c) Terasi
d) Air bersih (tidak mengandung kaporit)/aquadest
e) Sampah organik basah
f) Air tajin
g) Air kelapa tua
h) Isi usus ayam
i) Susu sapi murni
j) Nanas
C.Peralatan
 a) Ember ukuran 20 liter bertutup, gayung
b) Pengaduk kayu sepanjang 50 cm
c) Panci pemasak air, kompor
d) Botol penyimpanan
e) Saringan (dari kain kasa)
f) Timbangan/neraca teknis
g) Gelas ukur, tali rafia
h) Karung beras berserat sintetis ukuran 25 kg
 i) Blender
j) Sarung tangan karet, masker kain 
C. Desain Pembuatan Pupuk 
D. Pelaksanaan Pembuatan Pembuatan Pupuk Cair Organik
 Pada penelitian ini sebelum membuat pupuk cair, memisahkan sampah berdasarkan klasifikasi organik dan anorganik. Bahan baku pupuk cair yang bagus adalah bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa sayuran dan buah-buahan. Sampah yang diambil berasal dari kantin tempat para siswa dan karyawan makan. a. Pembuatan molase Gula merah merah atau gula putih dilarutkan dalam air dengan perbandingan secukupnya, kemudian dipanaskan untuk memudahkan pelarutan. b. Pembuatan bakteri Effective Microorganism Proses pembuatan bakteri Effective Microorganism sebagai berikut : Trasi ¼ kg, gula pasir 1 kg, bekatul 1 kg, 1 buah nanas (yang dihaluskan dengan blender), dan 10 liter air bersih dimasak dalam panci agar bakteri lain yang tidak diperlukan mati. Setelah mendidih, larutan di taruh di dalam ember dan hasil adonannya didinginkan. Susu ayam ditambahkan dalam larutan, ditutup rapat. Setelah 12 jam timbul gelembung-gelembung. Bakteri EM yang sudah jadi akan menjadi kental/lengket. Larutan bakteri diambil, disaring, dan dimasukkan ke dalam botol. Botol disimpan di dalam ruangan sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung agar bakteri mendapat oksigen yang cukup. Tutup botol jangan terlalu rapat atau dibiarkan terbuka. Selanjutnya cairan EM siap digunakan untuk membuat pupuk cair organik. c. Pembuatan pupuk cair organik Proses pembuatan pupuk cair organik berlangsung secara anaerob/fermentasi tanpa bantuan sinar matahari. Pembuatan pupuk cair organik dilakukan sebagai berikut: sampah organik dimasukkan ke dalam karung beras dan ditekan sampai padat, lalu karung tersebut diikat dengan tali rafia. Larutan media dibuat dengan mencampurkan 500 ml cairan bakteri EM, air tajin 1l, air kelapa tua 1l, air bersih 7l ke dalam ember. Karung beras yang berisi sampah organik dimasukkan ke dalam larutan media sampai bahan organik terendam seluruhnya (beban dapat diletakkan di atas karung beras agar tidak mengapung). Ember ditutup dengan rapat sehingga udara tidak bisa masuk ke dalam ember, lalu disimpan di tempat yang teduh (tidak terkena sinar matahari) selama 7-10 hari. Setelah proses fermentasi selesai, penutup ember dibuka kemudian karung yang berisi sampah organik diangkat dan dipisahkan. Volum/jumlah bahan organik akan menyusut dari volum awal. Sisa bahan tersebut bisa dijadikan bahan untuk kompos. Fermentasi yang berhasil ditandai dengan adanya bercak-bercak putih pada pemukaan cairan yang berwarna kuning kecoklatan dengan aroma khas yang menyengat. Pupuk cair organik disimpan dalam botol dan ruangan yang sejuk. 
E. Analisa Hasil Pengolahan data hasil pembuatan pupuk cair organik dianalisis secara deskripsi untuk mengetahui manfaat pupuk tersebut bagi perkembangan dan pertumbuhan tanaman 
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pembuatan Molase. Teknik pembuatan pupuk cair organik, diawali dengan pembuatan molase. Pembuatan molase tersebut bertujuan sebagai sumber energi bagi perkembangan bakteri EM. Molase dihasilkan dengan melarutkan gula putih dengan air panas. 
B. Pengebangbiakan Bakteri EM Pada pembuatan EM ini bakteri yang digunakan berasal dari usus ayam dimana di dalam usus tersebut terdapat bakteri asam lektat yang sangat berguna dalam membantu memper cepat6 perombakan bahan organik, meneka pertumbuhan bakteri organisme patogen yang timbul dari pembusukan bahan organik, dan membantu proses fermentasi di dalam media larutan menjadi lebih sehat dan cepat 
C. Pembuatan Pupuk Cair Organik Proses pembuatan pupuk cair organik menggunakan cara fermentasi yaitu suatu preses dimana tidak membutuhkan oksigen (anaerob). Hasil yang didapat setelah fermentasi ternyata terdapat adanya bercak-bercak putih pada permukaan cairan yang berwarna kuning kecoklatan dengan aroma khas yang menyengat. Hal tersebut menandakan bahwa pupuk cair organik telah selesai dibuat. Keunggulan pupuk cair organik diantaranya adalah menyehatkan lingkungan, meningkatkan prokdutifitas tanah, menekan biaya usaha tani dan meningkatkan kualitas produk. Prinsip kerja pupuk cair organik untuk membantu proses pertumbuhan tanaman yang dimulai dari meningkatkan prokdutifitas tanah secara keseluruhan dilihat baik dari fisik, kimia, maupun biologi. Pupuk cair organik pada tanah secara fisik dapat menggemburkan tanah, memperbaiki aerasi dan draenasi, mencegah dan meningkatkan daya olah tanah. Secara kimia dapat meningkatkan kestersediaan unsur hara dan meningkatkan proses pelapukan bahan mineral. Sedangkan pemberian pupuk cair organik pada tanah keunggulannya adalah, menjadi sumber makanan bagi mikroorganisme tanah seperti, bakteri, serta mikroorganisme menggantung lainnya, sehinga perkembangan nya menjadi lebih cepat. Kesuburan secara alami bergantung pada unsur-unsur kimia. 
BAB VSIMPULAN DAN SARAN
1. Simpulan
Berdasarkan hasil pemanfaatan sampah sebagai pupuk cair organik dapat disimpulkan bahwa : 1. Sampah dapat dimanfaatkan sebagai pupuk cair organik baik secara langsung maupun tidak langsung dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman. 2. Penggunaan bakteri effective microorganism untuk mengolah sampah menjadi pupuk cair organik dapat meningkatkan kualitas tanah bagi kelangsungan hidup tanaman. 3. Sampah organik yang dimanfaatkan menjadi pupuk cair organik sangat berperan bagi perbaikan sifat fisik, kimia dan dan biologi tanah sehingga dapat meningkatkan kualitas produk.
1. Saran
Berdasarkan karya ilmiah ini beberapa hal yang penting untuk dijadikan bahan pertimbangan dan saran adalah : 1. Pemanfaatan sampah sebagai pupuk cair organik perlu diaplikasikan terhadap berbagai jenis tanaman dengan penelitian lebih lanjut.2. Pengamatan lebih lanjut mengenai modifikasi media-media atau bahan-bahan yang digunakan untuk membuat bakteri effective microorganism dan pupuk cair organik.